Jika orang bilang mimpi adalah bunga tidur, tetapi tidak bagi Aura.

Potongan-potongan mimpi buruk yang mendadak datang memaksanya melihat jati diri yang mengerikan. Mengubah segala kehidupan yang dibangunnya susah payah selama 17 tahun ini.

Lalu sanggupkah Aura menahan emosi dari iblis mimpi buruk yang tumbuh dalam dirinya. Jati diri yg mengerikan memaksa Aura
untuk menjauh--memilih kehilangan keluarga--hidup, dan kebebasannya demi keselamatan semua orang.

Lalu sampai kapan Aura sanggup menyembunyikan siapa dia sebenarnya dari orang-orang yang setiap saat dapat menikamnya dari segala sisi.

"Mereka bilang bencana itu belum lama berlalu, lalu mau sampai kapan, tidakkah mereka sadar? Belum lagi bagi mereka itu adalah seumur hidup bagiku. Aku melihatnya di kegelapan, makhluk yang sama sepertiku., terkadang ada rindu yang tak bisa kujelaskan di dalamnya, dan mata itu, keperakan persis milikku. Aku menatapnya sangat lama. Mata itu ..., membuatku ingin menangis."