Masa kita adalah masa muda. Masa yang akan menentukan ukiran kepribadian menuju kepada-Nya. Bermaknakah, atau sia-sia belaka? Beruntunglah bagi mereka yang menemukan kepribadiannya menjadi sosok yang tangguh, tahan banting, ceria, positive thinking, dan selalu mempunyai spirit memperbaiki diri dari hari ke hari. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Ia telah sukses menginstropeksi diri. Sebaliknya, merugilah bagi mereka yang mengalami kegagalan instropeksi. Hidupnya terasa sempit, kelam, hitam bahkan masa depan yang belum dihadapi pun telah terlebih dahulu diprediksikan suram!
Menulis adalah solusinya. Menulis akan membuat pikiran matang, peka dan lebih menikmati hidup. Jika hidup sudah bisa dinikmati, hal apa saja akan terasa bermakna sehingga Ia tak ingin melupakan setiap pengalaman hidupnya. Ia akan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Share is care menjadi pegangan hidup berusaha menjadi yang tersukses penyandang gelar “paling” bermanfaat.bagi sesama.
Berani Angkat Pena? Judul provokatif tersebut sengaja saya cantumkan agar Anda segera mulai menulis setelah membaca buku ini. Perlu diingat, menulis bukanlah profesi bagi penulis semata. Menulis bisa dilakukan semua profesi, baik ibu rumah tangga, penghafal Quran, petani, buruh bangunan, terlebih para mahasiswa yang dituntut menjadi problem solving di tengah masyarakat.
Marilah, gairah menulis yang pernah digelorakan para pendahulu bangsa ini kita lestarikan kembali. Di tengah terjangan arus kedigdayaan gobalisasi, perlu dikabarkan bahwa menulis adalah anugerah. Aktivitas menulis bukanlah “momok” menakutkan seperti yang selama ini terlanjur tertanam dalam dada sebagian pemuda khususnya mahasiswa. Kegagalan-kegagalan dalam menulis itu sudah biasa, justru adanya kegagalan tersebut kita dituntut untuk mengetahui mana hal yang benar. Bersabarlah atas hal itu, karena dengan menguasai masalah-lah, kita bakal menemukan kebenaran.
Oleh karena itu, buku ini saya khusus rekomendasikan kepada kaum muda yang akan menyandang gelar sarjana. Mumpung muda dan masih semester “bawah”, alangkah bijaksananya mengawal aktivitas sehari-hari dengan menarikan pena. Kenanglah, menulis bukanlah perkara memasak air yang tanpa latihan pun akan masak. Namun, menulis adalah ilmu praktik, tak perlu disibukkan pikiran bagaimana tulisanmu sempurna, namun belajarlah menulis secara continue Insyallah kesempurnaan akan mengikuti dengan sendirinya. Selamat menulis dan membaca !
