PESANTREN SAWAHAN

(0 User reviews)   9   0
By Aglitera Administrator Posted on Jan 16, 2025
In Category - Novel

Rp. 50,000

: Ali Ridwan
: 978-602-5416-22-4
: Phoenix Publisher
: 2017
: PESANTREN SAWAHAN
: 270
: Indonesian
: Indonesia
Namanya Abdul Muis, akrab disapa Muis, ia dilahirkan sebagai seorang bocah kampung biasa dan hidup di Dusun Besuki, sebuah desa di lereng kaki Gunung Sumeru.
Buy Now
Share

Namanya Abdul Muis, akrab disapa Muis, ia dilahirkan sebagai seorang bocah kampung biasa dan hidup di Dusun Besuki, sebuah desa di lereng kaki Gunung Sumeru. Ketika Muis baru lulus Sekolah Dasar (SD), oleh ayahnya ia disarankan untuk mondok di luar Malang, nyantri di Pondok Modern Al Hidayah Ponorogo. Setelah enam tahun nyantri di Ponorogo, Muis lulus dari Kulliyatul Mu'alimin Al-Islamiah (KMI) dengan hasil memuaskan. Muis bisa pulang ke Malang dan mewujudkan mimpinya kuliah di kedokteran.

Terbiasa dengan lingkungan pondok modern yang bukan hanya mengkaji ilmu pengetahuan umum tapi juga ilmu pengetahuan agama. Rasanya seperti ada yang kurang ketika di kampus Muis hanya fokus pada kuliah dan jauh dari dunia pesantren. Di tengah kegamangannya itu, secara kebetulan Muis menemukan sebuah pondok salaf dari pucuk gunung binaan Kyai Fadhillah, Pesantren Sawahan, Nganjuk. Muis kemudian menjadi santri terbang di sana. Bila di Pondok Modern Al Hidayah Muis digembleng secara inteletual keagamaan, di pondok tradisional itu Muis bersemangat mendalami tasawuf dengan mengamalkan thoreqoh untuk memperluas wawasan spiritual keagamannya.

Muis bersemangat dengan kesehariannya sebagai musafir muda penuntut ilmu. Menjadi mahasiswa kedokteran sambil menjejaki diri sebagai seorang sufi yang gemar berzuhud. Muis banyak mendapat pengetahuan spiritual dan tidak semua orang bisa mengerti tentang pengalaman bathin yang dialami. Selain mursyidnya Kyai Fadhillah, Muis juga banyak memiliki mentor spiritual keagaamaan yang selalu siap sedia bila diajak berdiskusi perihal berjubelnya pertanyaan di kepala Muis. Sampai akhirnya Muis bisa menentukan kemana kapal tarekatnya akan berlabuh setelah berlayar ke lautan hakekat, kemudian mengarungi luasnya samaudra makrifat, lalu menjangkar di dalam kefanaan-Nya, ialah kembali ke dermaga syareat dengan mercusuar sholawat.

There are no reviews for this Book.

0
0 out of 5 (0 User reviews )

Add a Review

Your Rating *
There are no comments for this Book.
You must log in to post a comment.
Log in

Related Books