MENGENAL TANDA JEDA DALAM PENULISAN DIALOG

Category : Tips Menulis

Sahabat pasti sudah tidak asing dengan tanda jeda, apalagi sahabat sering membaca buku-buku dengan genre novel yang memiliki muatan dialog didalamnya. Tanda jeda itu diistilahkan sebagai elipsis. Elipsis adalah pelepasan kata atau kalimat yang penggunaannya telah diatur dalam Pedoman Umum Bahasa Indonesia (PUEBI). Tanda elipsis digunakan untuk menandai kalimat yang terputus-putus atau bagian kalimat yang dihilangkan.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, elipsis diartikan sebagai tanda berupa titik tiga yang diapit oleh spasi (…), menggambarkan kalimat yang terputus-putus atau menunjukan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan. Namun, pemakaian tanda elipsis masih sering digunakan secara keliru, terutama pada penggunaan jumlah tanda titiknya. Seharusnya, jumlah titik pada tanda elipsis hanya sebanyak tiga titik.

Penggunaan tanda elipsis

Pembagian penggunaan tanda elipsis dengan jelas dalam PUBEI. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

  • Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan jika dalam suatu kalimat atau kutipan, ada bagian yang dihilangkan.

Contohnya:

  1. … ayam sedang berkokok.
  2. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah …
  3. Alasan kemunculan … akan ditelusuri lebih lanjut.
  • Tanda elipsis digunakan untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam sebuah dialog

Contohnya:

  1. “Jadi, kita harus melakukan … oh, baiklah.”
  2. “Kemarin dia mengatakan … bagaimana ini?
  3. “… kalian setuju atau tidak?”
  4. “…Ya baiklah, aku akan diam saja.”
  5. “Sudahlah, Jangan berkelahi, nanti …”

Itulah beberapa contoh penggunaan tanda jeda atau elipsis dalam satu kalimat penggalan dalam dialog. Semoga bermanfaat ya sahabat.

-

Hubungi kami melalui kontak media dibawah ini ya sahabat:

Whatsapp : 0878-2600-0053

Instagram : @aglitera

Website : www.aglitera.com