Authors: Ngah Aroel

In Kumpulan Cerpen

By Aglitera Administrator

Entah harus mau bilang apa lagi, ketika hati ingin selalu memberikan pikir kepada akal. Tanpa disadari mau atau tidak kemampuan pikir akan menghasilkan imajinasi baru.

Authors: Nadjib Kartapati Z

In Kumpulan Cerpen

By Aglitera Administrator

"Hhmm. Perkawinan itu cuma sebuah lem­baga perbudakan dari kaum lelaki atas perempuan yang disahkan dan dihiasi dengan pranata agama," ucap Margaretta seraya menyandarkan kepalanya ke lutut saya yang terlipat.

Authors: Uda Agus , Zam Alano

In Kumpulan Cerpen

By Aglitera Administrator

Membaca cerpen-cerpen LMBUA yang sampai ke tangan saya, membuat saya terkadang seperti membaca cerpen Annida tempo dulu, ada juga yang rasa cerpen koran kekinian, kadang juga balik lagi ke cerpen-cerpen romance ala zaman Anita Cemerlang.

Authors: Sedamai Lazuardi

In Kumpulan Cerpen

By Aglitera Administrator

Seperti hari-hari biasanya, kala itu. Ketika sore menjelang, aku berdiri di jembatan layang ini. Melihatnya dari kejauhan. Ia yang tersenyum ramah pada orang-orang di sekitar.

Authors: Sari Tasnim

In Kumpulan Cerpen

By Aglitera Administrator

Seorang gadis SMA, penuh prestasi, aktif di berbagai organisasi sekolah. Hari-harinya dipenuhi dengan prestasi mengagumkan. Namun ia tidak pernah tinggi hati, tetap menjadi orang yang ramah dan mudah berteman dengan siapapun.

Authors: Alexander Haryanto

In Kumpulan Cerpen

By Aglitera Administrator

Tiba-tiba saja mataku tertuju pada sebuah rumah reot yang sangat kumuh, kulihat seorang janda dipukul oleh seorang yang bukan suaminya.

Authors: Laras Sekar Seruni , Atikah Azzahra , Ariska

In Kumpulan Cerpen

By Aglitera Administrator

Authors: Einid Shandy , Boni Chandra , Osella , Yansen Wapita Anwar

In Kumpulan Cerpen

By Aglitera Administrator

Authors: Mila Nurmila

In Kumpulan Cerpen

By Aglitera Administrator

Fajar, kenapa kamu tidak sekolah? Dan kenapa kamu harus bekerja?” “Kamu lihat sendiri keadaanku Ram, dan aku juga harus bekerja untuk sesuap nasi dan berobat untuk Ibu.” Fajar tetap tersenyum.