GADIS PESISIR MELAYU

(0 User reviews)   7   0

Rp. 38,000

: Sujud Arismana
: 978-602-7692-33-6
: AG Litera
: 2013
: GADIS PESISIR MELAYU
: 184
: Indonesian
: Indonesia
“Lewat puisi-puisi dalam buku ini, Sujud Arismana tengah berkelasah dengan apa yang dia dengar, yang dia lihat, yang dia rasakan, yang dia harapkan. Upaya memberontak atau paling tidak mempertanyakan hal-hal tersebut dia wujudkan dalam puisi-puisi yang dihantarkannya kepada pembaca sebagai ilusi, sebagai pemaparan, sebagai pengikat, atau paling banyak yang terlihat adalah sebagai doa.” (Dedy Tri Riyadi, Penyair) ***
Buy Now
Share

“Lewat puisi-puisi dalam buku ini, Sujud Arismana tengah berkelasah dengan apa yang dia dengar, yang dia lihat, yang dia rasakan, yang dia harapkan. Upaya memberontak atau paling tidak mempertanyakan hal-hal tersebut dia wujudkan dalam puisi-puisi yang dihantarkannya kepada pembaca sebagai ilusi, sebagai pemaparan, sebagai pengikat, atau paling banyak yang terlihat adalah sebagai doa.” (Dedy Tri Riyadi, Penyair)
***
”Buku puisi ini, bagi saya, adalah jeda untuk istirahat sejenak. Sujud Arismana, dalam kekhusukannya ”merapal” kata-kata telah sampai pada sebuah kilometer, sebuah simpang, yang membuat ia harus lebih paham tentang proses (yang lampau), dan tentang bagaimana menata proses (berpuisi) ke depan. Setidaknya, Sujud, telah memilih satu simpang, dan telah memilih satu simpang berpapan nama ”puisi religius.” (Marhalim Zaini, Seniman dan Budayawan)
***
“Penerbitan dalam bentuk buku buah kreativitas berupa antologi puisi Gadis Pesisir Melayu ini tak urung memperkaya kepustakaan sastra Indonesia. Suatu sumbangan berharga yang menggembirakan sekaligus membanggakan adanya.”(A. Kohar Ibrahim, Penyair)
***
“Membaca sajak-sajak Sujud, benar membuat aku bersujud tak hanya senja, tetiba aku terjaga dibuatnya. Teruslah bersajak agak kita tak berjarak kepada yang hak.” (Gemi Mohawk, Penyair)
***
“Sajak-sajak Sujud pada hakikatnya merupakan zikir nyeri yang tak kunjung usai kepada Allah. Sajak-sajak itu mengingatkan siapa pun agar menyadari betapa manusia hanyalah debu, hanyalah sosok yang daif. Saya kira keindahan sajak-sajak zikir Sujud terletak pada kepasrahan aku lirik yang tersungkur berkali-kali dalam labirin doa.” (Triyanto Triwikromo, Penyair)

There are no reviews for this Book.

0
0 out of 5 (0 User reviews )

Add a Review

Your Rating *
There are no comments for this Book.
You must log in to post a comment.
Log in

Related Books