CATATAN AJENG
Rp. 33,000
: Raghuda Fahad Salim Al-Azmi | |
: 978-602-7692-84-8 | |
: AG Litera | |
: 2014 | |
: CATATAN AJENG | |
: 100 | |
: Indonesian | |
: Indonesia |
Ibu dan bapak tak mengizinkanku melanjutkan ke bangku sekolah menengah umum. Walaupun berbagai alasan sudah aku lontarkan untuk mengikuti sekolah umum, ibu selalu saja berdalil kalau masih banyak anak-anak orang kaya yang sekolah tinggi-tinggi toh akhirnya mereka menjadi pengangguran. Hanya bisa keluyuran tidak mau mencari kreativitas lain, kecuali berangkat sekolah rajin, tetapi pulang sekolah pun rajin bermain sehingga tinggalkan buku pelajaran begitu saja.
“Kau pikir bicara bisa membuatmu mendapatkan uang?” Ingin sekali saat itu aku mengangguk dan menantang matanya yang sinis. Tak tahukah ibu, di kota sana, banyak sekali pekerjaan yang mementingkan kemampuan bicara. Seharusnya, ibu melihat kegiatan pemilihan lurah di desa, tak hanya berkutat dengan ternak-ternaknya di padang rumput.
Pak Presiden tak akan terpilih kalau dia tak punya kemampuan bicara, kemampuan meyakinkan dan menenangkan rakyatnya! Akan tetapi, kalimat itu hanya kutelan dalam hati. Tak satu pun aku muntahkan di hadapan ibu.
Caraku berpakaian pun tak pernah benar di matanya. Ada saja yang salah. Yang tak rapilah, kelihatan kelaki-lakianlah, dan segalanya serba salah. Subhanallah semua kenangan pahit seakan membingkai cerita hidup ini.
Sebetulnya aku heran bahagiakah seorang ibu anaknya terpenjara dalam belenggu kebodohan? Bukankah negeri ini sudah merdeka? Kenapa masih saja ada nyanyian di pinggir jalan jeritan histeris, kami ingin sekolah tetapi kenapa tiga mbakku yang semua perempuan itu bisa melalui hari dengan keterpasungan pemahaman ibu. Mereka bisa sekolah, paling tidak sampai es-em-pe tanpa banyak bertengkar dengan ibu. Lulus sekolah, menikah, dan punya anak. Sedangkan aku selalu menantang ibu bahkan waktu itu aku sempat berniat akan tinggalkan ibu ke negeri menara seribu!